BY ; DENNY IRAWAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Televisi
siaran Merupakan sarana komunikasi massa
yang tidak lagi bagi seluruh manusia di berbagai penjuru dunia. Masyarakat di
pusa-pusat perkotaan hingga pelosok-pelosok pedesaan telah mampu memperoleh
informasi berita actual, dialog interaktif maupun hiburan, film, sinetron,
kuis,, dan acara music yang sedang trend.
Selain
di kota-kota besar, system televise juga dapat di jumpai di kota-kota kecil.
Hamper
setiap kota kecilatau ibu kota kabupaten di Indonesia memiliki stasiun
televise, baik televise yang di kelolah pemerintah seperti televise repoblik
Indonesia (TVRI), maupun televise stasiun swasta.
TVRI
gorontalo sebagai leembaga penyiaran public di bumi hulondalo telah berdiri dan
mengudara sejak Fadel Muhamad menjadi gubernur gorontalo. Dalam menyiarkan program-programnya, TVRI gorontalo
sadar bahwa kompetisi memperebutkan pemirsa televise ( Broadcasting watcher )
dan pemasangan iklan ( broadcasting advertiser ) sangatlah besar, terutama
harus bersaing dengan televise siaran swasta yang mengudara secara nasional
seperti RCTI,, SCTV, MNCTV, ANTV, TVONE, METRO TV,, GLOBAL TV TRANS 7 , TRANS
TV. Bahkan di tingkat local, TVRI gorontalo juga harus bersaing dengan 3
stasiun televise swastablocal yaitu Mimoza Channel, dan GO TV. Bahkan untuk
memperebutkan pemirsa di provinsi gorontalo TVRI gorontalo pun harus bersaing
dengan stasiun siaran luar negri atau asing yang memeasukinlayar kaca pemirsa
melalui jaringan TV kabel sepeorti HBO Star Movie, Star Sport dan lain-lain.
1.2
Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam
kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di
dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan
dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan
surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui
secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada
anggotanya secara individual.
Istilah
komunikasi ini berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata “communis” yang
berarti sama (common). Jika kita akan mengkomunikasikan suatu idea atau
gagasan, maka kita harus menetapkan terlebih dahulu suatu dasar titik-temu yang sama untuk
mencapai suatu pemahaman atau pengertian. Komunikasi juga sebagai suatu tindakan mendorong pihak lain untuk
menginterpretasikan suatu idea dalam suatu cara yang diinginkan oleh pembicara
atau penulis. Hal serupa juga diungkap Laswell bahwa Komunikasi adalah
proses yang menggambarkan siapa mengatakn apa dengan cara apa, kepada siapa
dengan efek apa. Istilah organisasi berasal dari bahasa yunani, yaitu
"Organon" atau dalam bahasa Latin "Organum" yang berarti
alat,bagian, anggota, atau badan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) ,organisasi adalah kesatuan (susunan) yang terdiri atas bagian
bagian orang dalam perkumpulan untuk mencapai tujuan bersama.
Sedangkan
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi
(Wiryanto dalam Iqbal, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang
disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan
organisasi. Orientasi nya bukan pada organisasi tapi lebih kepada anggotanya
secara individual.
Komunikasi dalam
organisasi adalah juga dapat diartikan sebagai komunikasi suatu organisasi yang
dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada
kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kera sama yang serasi untuk
mencapai tujuan dan sasaran organisasi (effendi dalam Iqbal). Price mendefinisikan
komunikasi organisasi sebagai derajat atau tingkat informasi tentang pekerjaan
yang dikirimkan organisasi untuk anggota dan diantara anggota organisasi.
Everet
M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi
sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert
Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan
organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan
sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
1.3
Konsep Komunikasi Organisasi
Goldhaber
(1986) memberikan definisi komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan
dan saling menukar pesan dalam hubungan jaringan yang saling bergantung satu
sama lain untuk mengatasi lingkungan yang selalu berubah-ubah. Dalam definisi
komunikasi dalam organisasi terdapat 7 konsep yaitu:
a. Proses
Dalam suatu organisasi kita menciptakan
dan saling tukar menukar pesan antar anggota, hal ini berjalan terus-menerus
dan tidak ada hentinya maka hal ini disebut sebagai proses.
b. Pesan
Pesan adalah susunan simbol yang penuh
arti tentang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan
orang. Pengklasifikasian pesan menurut bahasa dapat pula dibedakan atas pesan
verbal dan pesan nonverbal. Klasifikasi pesan menurut penerima dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu pesan internal dan eksternal. Klasifikasi pesan yang terakhir
adalah berdasarkan tujuan dari pengiriman dan penerima pesan. Redding
(Goldhaber,1986) ada 3 alasan umum bagi arus pesan dalam organisasi yaitu
berkenaan dengan tugas dalam organisasi, pemeliharaan organisasi, dan
kemanusiaan.
c. Jaringan
Pertukaran pesan dari orang satu ke
orang yang lain terjadi melewati suatu set jalan kecil
yang dinamakan jaringan komunikasi. Peran tingkah laku dalam organisasi menentukan siapa yang
menduduki posisi tertentu atau pun pekerjaan tertentu baik dinyatakan formal
maupun informal.
d. Keadaan
saling tergantung
Hal ini telah menjadi sifat dari suatu
organisasi sistem terbuka. Jika suatu bagian dalam organisasi mengalami
gangguan maka berpengaruh kepada bagian yang lain. Begitu juga dengan jaringan
komunikasi dalam organisasi saling melengkapi.
e. Hubungan
Organisasi yang merupakan sistem
terbuka, sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsi bagian-bagian itu
terletak ditangan manusia. Karena itu hubungan manusia dalam organisasi
memfokuskan kepada tingkah laku. Hubungan manusia dalam organisasi mulai dari
yang sederhana yaitu hubungan diantara dua orang, hubungan dalam
kelompok-kelompok kecil,maupun besar dalam organisasi. Thayer membedakan
hubungan ini menjadi hubungan bersifat individual, kelompok dan hubungan
organisasi. Sedangkan pace dan boren menggunakan istilah hubungan interpesonal
dalam komunikasi yang terjadi hubungan tatp muka.
f. Lingkungan
Lingkungan secara fisik dan faktor
sosial perlu diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam
suatu sistem. Lingkungan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu internal dan
eksternal. Lingkungan internal terdiri dari organisasi dan kultur nya dan
antara organisasi itu dengan lingkungan eksternal nya. Kultur organisasi yaitu
pola kepercayaan dan harapan dari anggota organisasi yang menghasilkan
norma-norma yang membentuk tingkah laku individu dan kelompok dalam organisasi.
Karena lingkungan berubah-ubah maka organisasi memerlukan informasi baru.
Informasi baru ini harus dapat mengatasi perubahan dalam lingkungan dengan
menciptakan dan pertukaran pesan baik secara internal dalam unit-unit yang
relevan maupun terhadap kepentingan umum secara eksternal.
g. Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah perbedaan
informasi yang ada dengan informasi yang diharapkan. Untuk mengurangi
ketidakpastian organisasi menciptakan dan menukar pesan diantara anggota,
melakukan penelitian, pengembangan organisasi, dan menghadapi tugas-tugas yang
komplek dengan integrasi yang tinggi. Salah satu urusan utama dari komunikasi
organisasi adalah menentukan dengan tepat berapa banyaknya informasi yang
diperlukan untuk mengurangi ketidakpastian tanpa informasi yang berlebihan.
1.4 Pentingnya Komunikasi Organisasi
Komunikasi
dalam suatu organisasi sangat penting agar tidak terjadinya salah penyampaian
informasi antar anggota dalam suatu organisasi dan agar tercapainya tujuan
tertentu. Sebuah interaksi yang bertujuan untuk menyatukan dan mensinkronkan
seluruh aspek untuk kepentingan bersama sangat dibutuhkan dalam sebuah tujuan
berorganisasi. Dengan kata lain, tanpa adanya sebuah interaksi yang baik
niscaya sebuah organisasi tidak akan mencapai tujuannya. Interaksi disini
adalah mutlak meliputi seluruh anggota organisasi yang dapat berupa
penyampaian-penyampaian informasi, instruksi tugas kerja atau mungkin pembagian
tugas kerja.
Sebuah bentuk organisasi pasti
mengedepankan sebuah komunikasi agar tercipta hasil yang selaras. Biasanya
proses komunikasi dalam suatu organisasi meliputi atasan dan bawahan dengan
penyampaian yang terarah dari suatu atasan ke bawahannya yang semata-mata semua
berorientasi berdasarkan organisasi.
Tujuan komunikasi dalam sebuah
organisasi sangat memberikan banyak manfaat secara langsung yaitu memudahkan
para anggota bekerja dari instruksi-instruksi yang diberikan dari atasan dan
untuk mengurangi kesalahpahaman yang biasa terjadi dan memang sudah melekat
pada suatu organisasi.
Apabila
semua bawahan dan atasan dapat berinteraksi dengan baik, maka seluruh
kesalahpahaman yang beresiko mungkin akan berkurang, karena tiap manusia
mempunyai cara penyampaian komunikasi yang berbeda-beda secara verbal. Jay M.
Jackson (2009): An
organization may be considered a system of overlapping and interdependent
groups. These groups can
be
departments located on the same floor of a building, or they can be divisions
scattered over the face of the earth.
Dengan kata lain
dapat disimpulkan bahwa pentingnya komunikasi dalam organisasi adalah sebagai
berikut:
1. Komunikasi
mendatangkan efektifitas yang lebih besar.
2. Komunikasi
menempatkan menempatkan orang-orang pada tempat yang seharusnya.
3. Komunikasi
membawa orang-orang untuk terlibat dalam organisasi dan meningkatkan motivasi
untuk melibatkan kinerja yang baik dan meningkatkan komitmen terhadap
organisasi.
4. Komunikasi
menghasilkan hubungan dan pengertian yang lebih baik antara bawahan, kolega,
dan orang-orang di dalam dan di luar organisasi.
5. Komunikasi
menolong orang-orang untuk mengerti perlunya perubahan.
6. Komunikasi
meminimalkan permasalahan-permasalahan di dalam keorganisasian seperti konflik,
stress, demotifasi dan loyalitas.
2.1
TVRI Stasiun Grorontalo
Pada
tanggal 13 juni 2007 TVRI stasiun gorontalo diresmikan oleh gubernur provinsi
gorontalo Ir. Fadel Muhamad, di saksikan direktur utama lembaga penyiaran
publik (LPP)
TVRI I.G.N asrana dan ketua dewan pengawasan LPP
TVRI. Peresmian ini berdasarkan surat Persetujuan MENPAN tertanggal 5 desember
tahun 2006. Dan setiap tanggal 13 juni menjadi momentum penting bagi TVRI
stasiun gorontalo untuk menentukan arah dan kebijakan penyiaran kedepan di
tengah tantangan dinamika penyiaran indonesia yang makin ketat dan variatatif.
Awak
TVRI stasiun gorontalo di tuntut lebih kreatif, inovatif, dan variatatif dan
penuh semangat sehingga tampilan layar lebih menarik bagi masyarakat di daerah
gorontalo.
TVRI
stasiun gorontalo memiliki sebuah studio yang jauh dari standar stasiun
penyiaran di LPP – TVRI, namun dengan di dukung oleh peralatan pemancar
transmisi uhf 5000 watt telah menjangkau seluruh kota gorontalo, sebagian
kebupaten gorontalo sehingga daerah paguyaman dan sebagian wilayah bone
bolango.
Untuk
mengembangkan TVRI stasiun Gorontalo di massa mendatang, pemerintah daerah
sesuai dengnan surat dari gubernur provinsi gorontalo tentang bantuan pengadaan
lahan yang luasnya 10.000 m2 untuk pembangunan kantor TVRI stasiun gorontalo
yang biaya pembangunannya insya alla akan di anggarkan melalui APBN tahun 2015
oleh pusat LPP-TVRI .
2.2 Visi
Dan Misi TVRI Stasiun Gorontalo
·
Visi
LPP TVRI Stasiun Gorontalo sebagai media pencerahan
masyarakat dan pendidikan guna mewujudkan masyarakat berbudaya, berkualitas dan
profesional
·
Misi
1.
Memberikan
informasi terpercaya, mendidik dan menyajikan hiburan yang sehat bagi
masyarakat
2.
Menjadi
media Komunikasi audio-visual bagi kepentingan likal, daerah dan nasional serta
mendukung program pembangunan unggulan provinsi gorontalo
3.
Mengoptimalkan
potensi dan kebudayaan daerah serta meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa
4.
Menjalin
komunikasi dan membangun partisipasi dan stakeholders ( Eksekusif, Legislatif,
Yudikatif dan Masyarakat Luas)
2.3
Srtuktur
STRUKRUR
STRUKTUR ORGANISASI TVRI STASIUN GORONTALO
2.4 Struktur Pelaksana Program pemberitaan
Khusus untuk Produder, pada program warta gorontalo
terdapat 2 jenis produser yaitu Produser dan Produser Pelaksana. Editor In
Chief-lah yang mellaksanakan tugas sebagai produser pelaksana.
Penanggung Jawab
|
Noldi Sulu
|
|
Produser
|
Haris Zakakkria
|
|
Editor In Chief (EIC)
|
Herni Tanango
|
Taufik Sako
|
Redaktur
|
Owan Uda – Ipong Steve
|
Indra Uno-Abd. Ayuba
|
Koordinator Liputan
|
Haris/Ferdi
|
|
Koordinator Curent Affair
|
Bambang Ismadi
|
|
Teleprompter
|
Merlyn Rahcmola
|
|
PD Berita
|
Bambang Ismadi
|
|
Editor
|
Hendra Idris- Ismail Karim
|
Wijanarko-Ismail Karim
|
Petugas IT
|
Fredy Sanggor
|
Indra Uno
|
Penyiar
|
Sesuai Jadwal
|
|
2.4
Tugas Dan Wewenang
Dewan Redaksi
Dewan Redaksi biasanya beranggotakan Pemimpin Umum,
Pemimpin Redaksi dan Wakilnya, Redaktur Pelaksana, dan orang-orang yang
dipandang kompeten menjadi penasihat bagian redaksi. Dewan Redaksi bertugas
memberi masukan kepada jajaran redaksi dalam melaksanakan pekerjaan
redaksional.Dewan Redaksi pula yang mengatasi permasalahan penting redaksional,
misalnya menyangkut berita yang sangat sensitif atau sesuai-tidaknya berita
yang dibuat tersebut dengan visi dan misi penerbitan yang sudah disepakati.
Pemimpin Redaksi
Pemimpin Redaksi (pemred, editor in chief)
bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja keredaksian
sehari-hari. la harus mengawasi isi seluruh rubrik media massa yang
dipimpinnya. Di surat kabar mana pun, Pemimpin Redaksi menetapkan kebijakan dan
mengawasi seluruh kegiatan redaksional. la bertindak sebagai jenderal atau
komandan. Pemimpin Redaksi juga bertanggung jawab atas penulisan dan isi Tajuk
Rencana (editorial) yang merupakan opini redaksi (Desk Opinion). Jika Pemred
berhalangan menulisnya, lazim pula tajuk dibuat oleh Redaktur Pelaksana, salah
seorang anggota Dewan Redaksi, salah seorang Redaktur, bahkan seorang Reporter
atau siapa pun —dengan seizin dan sepengetahuan Pemimpin Redaksi— yang mampu
menulisnya dengan menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu masalah aktual.
Berikut ini tugas Pemimpin Redaksi secara lebih terinci:
· Bertanggungjawab
terhadap isi redaksi penerbitan;
· Bertanggungjawab
terhadap kualitas produk penerbitan;
· Memimpin
rapat redaksi;
· Memberikan
arahan kepada semua tim redaksi tentang berita yang akan dimuat pada setiap
edisi;
· Menentukan
layak tidaknya suatu berita, foto, dan desain untuk sebuah penerbitan;
· Mengadakan
koordinasi dengan bagian lain seperti Pemimpin Perusahaan untuk mensinergikan
jalannya roda perusahaan;
· Menjalin
lobi-lobi dengan nara sumber penting di pemerintahan, dunia usaha, dan berbagai
instansi;
· Bertanggung
jawab terhadap pihak lain, yang karena merasa dirugikan atas pemberitaan yang
telah dimuat, sehingga pihak lain melakukan somasi, tuntutan hukum, atau
menggugat ke pengadilan. Sesuai aturan, tanggung jawab oleh Pemimpin Redaksi
bila dilimpahkan kepada pihak lain yang dianggap melakukan kesalahan tersebut
Redaktur Pelaksana
Di bawah Pemred biasanya ada Redaktur Pelaksana (Redaktur
Eksekutif, Managing Editor). Tanggung jawabnya hampir sama dengan Pemred, namun
lebih bersifat teknis. Dialah yang memimpin langsung aktivitas peliputan dan
pembuatan berita oleh para reporter dan editor.
Adapun rincian tugas Redaktur Pelaksana adalah sebagai
berikut:
· Bertanggung
jawab terhadap mekanisme kerja redaksi sehari-hari;
· Memimpin rapat
perencanaan, rapat cecking, dan rapat terakhir sidang redaksi;
· Membuat
perencanaan isi untuk setiap penerbitan;
· Bertanggung
jawab terhadap isi redaksi penerbitan dan foto;
· Mengkoordinasi
kerja para redaktur atau penanggungjawab rubrik/desk;
· Mengkoordinasikan
alur perjalanan naskah dari para redaktur ke bagian setting atau lay out;
·
Mengkoordinator alur perjalanan naskah dari bagian setting (lay out) ke
percetakan;
· Mewakili Pemred
dalam berbagai acara baik ditugaskan atau acara mendadak;
·
Mengembangkan, membina, menjalin lobi dengan sumber-sumber berita;
·
Mengedit naskah, data, judul, foto para redaktur;
· Mengarahkan dan
mensuvervisi kerja para redaktur dan reporter;
·
Memberikan penilaian secara kualitatif dan kuantitatif kepada redaktur
secara periodik.
Redaktur
Redaktur (editor) sebuah penerbitan pers biasanya lebih
dari satu. Tugas utamanya adalah melakukan editing atau penyuntingan, yakni
aktivitas penyeleksian dan perbaikan naskah yang akan dimuat atau disiarkan. Di
internal redaksi, mereka disebut Redaktur Desk (Desk Editor), Redaktur Bidang,
atau Redaktur Halaman karena bertanggung jawab penuh atas isi rubrik tertentu
dan editingnya. Seorang redaktur biasanya menangani satu rubrik, misalnya
rubrik ekonomi, luar negeri, olahraga, dsb. Karena itu ia dikenal pula dengan
sebutan "Jabrik" atau Penanggung Jawab Rubrik.
Berikut ini tugas seorang redaktur secara lebih terinci:
· Mengusulkan
dan menulis suatu berita dan foto yang akan dimuat untuk edisi mendatang;
· Berkoordinasi
dengan fotografer dan riset foto dalam pengadaan foto untuk setiap penerbitan;
· Membuat
lembar penugasan atau Term of Reference (ToR) kepada para reporter dan
fotografer;
· Mengarahkan
dan membina reporter dalam mencari berita dan mengejar sumber berita;
· Memberikan
penilaian kepada reporter baik penilaian kualitatif maupun kuantitatif;
· Memberikan
laporan perkembangan kepada atasannya yaitu Redaktur Pelaksana.
Koordinator Liputan
Koordinator Liputan memiliki tugas sebagai berikut:
· Memantau
dan mengagendakan jadwal berbagai acara: seminar, press conference, acara DPR
dll;
· Membuat
mekanisme kerja komunikasi antara redaktur dan reporter;
· Memberikan
lembar penugasan kepada reporter/wartawan dan fotografer;
· Mengadministrasikan
tugas-tugas yang diberikan kepada setiap reporter;
· Memantau
tugas-tugas harian para wartawan/reporter;
· Melakukan
komunikasi setiap saat kepada para redaktur, reporter/wartawan, dan fotografer;
· Memberikan
penilaian kepada reporter/wartawan secara kuantitas maupun kualitas
Wartawan/Reporter
Di bawah para editor adalah para reporter. Mereka merupakan
"prajurit" di bagian redaksi. Mencari berita lalu membuat atau
menyusunnya, merupakan tugas pokoknya. Ini adalah jabatan terendah pada bagian
redaksi. Tugasnya adalah melakukan reportase (wawancara dan sebagainya ke
lapangan). Karena itu, merekalah yang biasanya terjun langsung ke lapangan,
menemui nara sumber, dan sebagainya.
Tugas seorang reporter secara lebih terinci adalah
sebagai berikut:
·Mencari dan
mewawancarai sumber berita yang ditugaskan redaktur atau atasan;
· Menulis hasil
wawancara, investasi, laporan kepada redaktur atau atasannya;
· Memberikan
usulan berita kepada redaktur atau atasannya terhadap suatu informasi yang
dianggap penting untuk diterbitkan;
· Membina dan
menjalin lobi dengan sumber-sumber penting di berbagai instansi;
·
Menghadiri acara press conferensi yang ditunjuk redaktur, atasannya, atau
atas inisiatif sendiri.
Fotografer
Fotografer (wartawan foto atau juru potret) tugasnya
mengambil gambar peristiwa atau objek tertentu yang bernilai berita atau untuk melengkapi
tulisan berita yang dibuat wartawan tulis. la merupakan mitra kerja yang
setaraf dengan wartawan tulisa (reporter). Jika tugas wartawan tulis
menghasilkan karya jurnalistik berupa tulisan berita, opini, atau feature, maka
fotografer menghasilkan Foto Jurnalistik (Journalistic Photography,
Photographic Communications). Fotografer menyampaikan informasi atau pesan
melalui gambar yang ia potret. Fungsi foto jurnalistik antara lain
menginformasikan (to inform), meyakinkan (to persuade), dan menghibur (to
entertain).
Adapun tugas seorang fotografer secara lebih terinci
adalah sebagai berikut:
· Menjalankan
tugas pemotretan yang diberikan redaktur atau atasannya
· Melakukan
pemotretan sumber berita, suasana acara, aktivitas suatu objek, lokasi
kejadian, gedung, dan benda-benda lain
· Mengusulkan
konsep desain untuk cover majalah
· Menyediakan
foto-foto untuk mendukung naskah, artikel, dan berita
· Mengarsip
foto-foto, filem negatif, atau compact disk bag! kamera digital
· Melaporkan
setiap kegiatan pemotretan kepada atasan
· Mempertanggungjawabkan
setiap penggunaan filem negatif, baterai, atau compact disk yang telah
digunakan kepada perusahaan
Koresponden
Selain reporter, media massa biasanya juga memiliki
koresponden atau wartawan daerah, yaitu wartawan yang ditempatkan di negara
lain atau di kota lain (daerah), di luar wilayah di mana media massanya
berpusat.
Kontributor
Kontributur atau penyumbang naskah/tulisan secara
struktural tidak tercantum dalam struktur organisasi redaksi. la terlibat di
bagian redaksi secara fungsional. Termasuk kontributor adalah para penulis
artikel, kolomnis, dan karikaturis. Para sastrawan juga menjadi kontributor
ketika mereka mengirimkan karya sastranya (puisi, cerpen, esai) ke sebuah media
massa. Wartawan Lepas (Freelance Journalist) juga termasuk kontributor.
Wartawan Lepas adalah wartawan yang tidak terikat pada media massa tertentu,
sehingga bebas mengirimkan berita untuk dimuat di media mana saja, dan menerima
honorarium atas tulisannya yang dimuat. Termasuk kontributor adalah Wartawan
Pembantu (Stringer). la bekerja untuk sebuah perusahaan pers, namun tidak
menjadi karyawan tetap perusahaan tersebut. la menerima honorarium atas tulisan
yang dikirim atau dimuat.
2.5 PROSES
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Proses
komunikasi dalam organisasi :
1.
Proses ideasi
Tahap pertama dalam suatu proses
komunikasi adalah ideasi (ideation) yaitu proses penciptaan gagasan atau
informasi yang dilakukan oleh komunikator.
2.
Proses encoding
Gagasan atau informasi
disusun dalam serangkaian bentuk simbol atau sandi yang dirancang untuk
dikirimkan kepada komunikan dan juga pemilihan saluran dan media komunikasi
yang akan digunakan.
3.
Proses pengiriman
Gagasan atau pesan
yang telah disimbolkan atau disandikan (encoded) melalui saluran dan media
komunikasi yang tersedia dalam organisasi. Pengiriman pesan dapat dilakukan
dengan berbicara, menulis, menggambar dan bertindak.
4.
Proses penerimaan
Penerimaan pesan ini
dapat melalui proses mendengarkan, membaca, atau mengamati tergantung pada
saluran dan media yang digunakan untuk mengirimkannya.
5.
Proses decoding
Pesan-pesan yang
diterima diintrepretasikan, dibaca, diartikan,dan diuraikan secara langsung
atau tidak langsung melalui proses berfikir.
6.
Proses tindakan
Respon komunikan dapat
berbentuk usaha melengkapi informasi, meminta informasi tambahan, atau
melakukan tindakan-tindakan lain.
jenis-jenis
komunikasi dalam organisasi terdiri dari:
1.
Komunikasi Internal: Adalah
komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu sendiri. Misalnya, Pertukaran
gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam
struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan
vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan [operasi dan
manajemen]. Komunikasi internal terdiri dari dua dimensi yakni komunikasi
vertical, dan komunikasi horizontal.
a.
Komunikasi Vertikal
Komunikasi dari pimpinan ke staff, dan dari staf ke
pimpinan dengan cara timbal balik [two way traffic communication]. Komunikasi
vertical ada dalam bentuk komunikasi kebawah dan komunikasi keatas. Fungsi
komunikasi kebawah antara lain :
1)
Melaksanakan kebijaksanaan, prosedur kerja, peraturan, instruksi, mengenai
pelaksanaan kerja bawahan.
2)
Menyampaikan pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran.
3)
Memberikan informasi mengenai tujuan organisasi, kebijaksanaan-kebijaksaan
organisasi, insentif
Seorang
pimpinan harus lebih memperhatikan komunikasi dengan bawahannya, dan memahami
cara-cara mengambil kebijaksanaan, terhadap bawahannya.Keberhasilan organisasi
dilandasi oleh perencanaan yang tepat, dan seorang pimpinan organisasi yang
memiliki jiwa kepemimpinan. Kedua hal terseut merupakan modal utama untuk
kemajuan organisasi yang dipimpinnya. Contoh : pimpinan memberikan
instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, perintah, pengumuman, rapat,
majalah intern.
Sedangkan
fungsi komunikasi keatas antara lain :
1)
Memberikan pengertian mengenai laporan prestasi kerja, saran, usulan, opini,
permohonan bantuan, dan keluhan.
2)
Memperoleh informasi dari bawahan mengenai kegiatan dan pelaksanaan pekerjaan
bawahan dari tingkat yang lebih rendah.
Bawahan
tentulah berharap agar ide, saran, pendapat, tanggapan maupun kritikannya dapat
diterima dengan lapang dada, dan hati terbuka oleh pimpinan. Contoh : staf
memberikan laporan, saran-saran, pengaduan, kritikan, kotak saran, dsb kepada
pimpinan.
b. Komunikasi
horizontal
Bentuk komunikasi secara mendatar, diantara sesama
karyawan dsbnya. Komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak formal.
Fungsi komunikasi horizontal/ke samping digunakan oleh
dua pihak yang mempunyai level yang sama. Komunikasi ini berlangsung dengan
cara tatap muka, melalui media elektronik seperti telepon, atau melalui pesan
tertulis.
c.
Komunikasi Diagonal (Cross Communication)
Komunikasi antara pimpinan seksi/bagian dengan pegawai
seksi/bagian lain.
d.
Komunikasi Eksternal
Komunikasi antara pimpinan organisasi [perusahaan]
dengan khalayak umum di luar organisasi.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi
adalah proses penyampaian infromasi dari seseorang kepada orang lain. Dalam
organisasi, komunikasi sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan
harus terselenggara dengan baik dan efektif
Keterampilan
berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis
komunikasi, yaitu verbal dan non verbal, komunikasi verbal atau tertulis dan
komunikasi non verbal atau bahasa(gerak) tubuh.Komunikasi dua arah terjadi bila
pengiriman pesan dilakukan dan mendapatkan umpan balik. Seseorang dalam
berkomunikasi pasti dapat merasakan timbal balik antara pemberi informasi serta
penerima informasi sehingga terciptanya suatu hubungan yg mutualisme antara
keduanya
0 Response to "Komunikasi Organisasi"
Posting Komentar