MAKALAH
P.
ILMU KOMUNIKASI
Disusun
O
L
E
H
KELOMPOK
: 3
Denny
Irawan
JURUSAN
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS
POSPOL
UNIVERSITAS
ICHSAN GORONTALO
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT Yg Telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta senantiasa
memberikan kesehatan kemampuan dan kekuatan kepada penulis untuk dapat
menyelesainkan tugas ini
Dalam menyelesaian tugas penulis
berusaha semaksimal mungkin agar tulisan ini dapat mencapai kesempurnaan, namun
sebagai hambah Allah SWT yang menyadari sepenuhnya atas segala kekurangan,
kehilafan dan kesalahan. Olehnya itu, penulis menerima kritikan dan saran dari
semua pihak dalam penyempurnaan tugas ini. Semoga apa yang terdapat dalam
penulisan tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca utamanya bagi kami sendiri
dalam pengembangan pengetahuan di masa yang akan datang dan segalanya bernilai
ibadah disisi Allah SWT, Amin.
Gorontalo, 8 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................... 1
I. Latar Belakang .......................................................................... 3
II. Metodelogi Penulisan.................................................................
III. Rumusan Masalah .....................................................................
BAB II
PEMBAHASAN .......................................................................
A. Prinsip-Prinsip Komunikasi
B. Pengertian
Prinsip-Prinsip Komunikasi......................................
BAB III
PENUTUP........................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................ B. Saran…………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar belakang
Menurut
lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan
berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman
yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang
diinginkan oleh keduanya. Webster's New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977
antara lain menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran
infonnasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau
tingkah laku.
Harold
Lasswell Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan
"siapa" "mengatakan "apa" "dengan saluran
apa", "kepada siapa" , dan "dengan akibat apa" atau
"hasil apa".(who says what in which channel to whom and with what
effect).
Hovland,
Janis & Kelley Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang
(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan
tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).
Prinsip-prinsip
komunikasi mempunyai uraian yang beragam sesuai dengan konsep yang dikembangkan
oleh masing-masing pakar. Istilah prinsip oleh William B. Gudykunst disebut
asumsi-asumsi komunikasi. Larry A.Samovar dan Richard E.Porter menyebutnya
karakteristik komunikasi. Deddy Mulyana, Ph.D membuat istilah baru yaitu
prinsip- prinsip komunikasi.
Makin
berkembangnya zaman dari tahun ke tahun minat orang untuk mempelajari
komunikasi makin banyak, bukan saja di kalangan Mahasiswa, tetapi juga di
kalangan anggota masyarakat lainnya, apakah itu lewat seminar, diskusi dan
pelatihan.Komunikasi memang merupakan sesuatu hal yang sangat fundamental dalam
kehidupan manusia, bahkan di tengah suasana masyarakat dimana persaingan makin
dalam memperoleh peluang berusaha dan meningkatkan karir. Maka
dari itu dalam makalah kami membahas bagaimana prinsip – prinsip dalam
komuniksi. Sehingga menghasilkan komunikasi yang baik dan dapat memberikan
kreasi dalam kehidupan.
Karena
komunikasi ini merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya
bernafas. Sepanjang manusia ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi.
II.
Metodelogi Penulisan
Metode penulisan yang digunakan
oleh penulis adalah dengan studi pustaka
III.
Rumusan Masalah
· Ada berapa prinsip – prinsip komunikasi..?
· Apa
saja prinsip – prisip Komunikasi..?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip-Prinsip Komunikasi
Prisip-prinsip
komunikasi sendiri terbagi atas 12 prinsip :
1.
Komunikasi adalah proses simbolik
2.
Setiap prilaku mempunyai potensi komunikasi
3.
Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan
4.
Komunikasi berlangsumgdalam berbagai tingkat kesengajaan
5.
Komunikasi terjadi dalam kontekd ruang dan waktu
6.
Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
7.
Komunikasi bersifat sistemik
8.
Semakin mirip latar belakang sosial-budaya semakin efektiflah komunikasi
9.
Komunikasi bersifat nonsekuensial
10.
Komunikasi bersifat prosesual, sinamis dan tradisional
11.
Komunikasi bersifat irreversible
12.
Komunikasi bukan panasea
B. Pengertian Prinsip-prinsip Komunikasi
1.
Komunikasi adalah proses simbolik ialah salah satu kebutuhan pokok
manusia, seperti yg di katakan Susanne K. Langer, adalah kebutuhan simbolisai
atau pengggunaan lambang.
2.
Setiap prilaku mempunyai potensi komunikasi Yaitu kita tidak dapat
berkomuikasi. Tidak berarti semua prilaku adalah komunikasi.
3.
Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan yaitu dimensi isi disandi
secara verbal, sedangkan dimensi hubungan disandi secara nonverbal
4.
Komunikasi berlangsumgdalam berbagai tingkat kesengajaan yaitu
komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesengajaan, dari komunikasi yg
tidak disengajai sama sekali
5.
Komunikasi terjadi dalam kontekd ruang dan waktu yaitu makna pesan juga
bergantung pada konteks fisik ruang dan waktu, social dan psikologis
6.
Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi yaitu ketika
orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek prilaku komunikasi mereka
sendiri
7.
Komunikasi
bersifat sistemik
Dalam diri
setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang
budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang
berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal
seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi
mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi. Setiap individu adalah suatu sistem yang
hidup (a living system). Organ-organ dalam tubuh kita saling
berhubungan. Kerusakan pada mata dapat membuat kepala kita pusing. Bahkan unsur
diri kita yang bersifat jasmani juga berhubungan dengan unsur kita yang
bersifat rohani. Kemarahan membuat jantung kita berdetak lebih cepat dan
berkeringat. Ada dua sistem dasar
beroperasi dalam transaksi komunikasi yaitu Sistem Internal dan Sistem
Eksternal.
·
Sistem internal adalah seluruh sistem nilai yang
dibawa oleh individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi yang ia serap
selama sosialisasinya dalam berbagai lingkungan sosialnya (keluarga, masyarakat,setempat,
kelompok suku, kelompok agama, lembaga pendidikan, kelompok sebaya, tempat
kerja, dan sebagainya).
·
Sisten Eksternal terdiri dari unsur-unsur dalam
lingkungan di luar individu, termasuk kata-kata yang ia pilih untuk berbicara,
isyarat fisik peserta komunikasi, kegaduhan di sekitarnya, penataan ruangan,
cahaya, dan temperatur ruangan. Elemen-elemen ini adalah stimuli publik yang
terbuka bagi setiap peserta komunikasi dalam setiap transaksi komunikasi.
8. Semakin mirip latar belakang sosial-budaya semakin
efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan
komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada
kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling
dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol
yang saling dipertukarkan. Komunikasi yang efektif adalah
komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para komunikator . Dalam
kenyataannya, tidak pernah ada dua manusia yang persis sama, meskupun mereka
kembar yang dilahirkan dan diasuh dalam keluarga yang sama, diberi makanan yang
sama dan di didik dengan cara yang sama. Namun adanya kesamaan sekali lagi akan
mendorong orang-orang untuk saling tertarik dan pada gilirannya karena kesamaan
tersebut komunikasi mereka menjadi lebih efektif. Makna suatu pesan, baik verbal ataupun
nonverbal, pada dasarnya terikat-budaya.
9. Komunikasi bersifat nonsekuensial
Komunikasi
manusia dalam bentuk dasarnya bersifat dua-arah. Penerima pesan sebenarnya
pemberi pesan juga pada saat yang sama, yaitu lewat perilaku nonverbal mereka. Sifat sirkuler
(dua-arah) disebut model komunikasi antarmanusia yang memusat.
Model sirkuler ditandai dengan beberapa hal :
1. Orang yang berkomunikasi dianggap setara. Mereka mengirim dan menerima pesan pada saat yang sama.
2. Proses komunikasi berjalan timbal balik, karena itu modelnya tidak lagi bersifat linier.
3. Dalam praktiknya, kita tidak lagi membedakan pesan dengan umpan balik.
4. Komunikasi yang terjadi sebenarnya jauh lebih rumit. Melibatkan komponen-komponen yang beroperasi hampir pada saat yang sama, mulai dari proses kimiawi dalam otak hingga gerakan bibir.
Unsur-unsur proses komunikasi boleh jadi beroperasi dalam suatu tatanan tadi, tetapi mungkin pula, setidaknya sebagian, dalam suatu tatanan yang acak.
Model sirkuler ditandai dengan beberapa hal :
1. Orang yang berkomunikasi dianggap setara. Mereka mengirim dan menerima pesan pada saat yang sama.
2. Proses komunikasi berjalan timbal balik, karena itu modelnya tidak lagi bersifat linier.
3. Dalam praktiknya, kita tidak lagi membedakan pesan dengan umpan balik.
4. Komunikasi yang terjadi sebenarnya jauh lebih rumit. Melibatkan komponen-komponen yang beroperasi hampir pada saat yang sama, mulai dari proses kimiawi dalam otak hingga gerakan bibir.
Unsur-unsur proses komunikasi boleh jadi beroperasi dalam suatu tatanan tadi, tetapi mungkin pula, setidaknya sebagian, dalam suatu tatanan yang acak.
10.
Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan tradisional
Komunikasi
tidak mempunyai awal dan akhir, melainkan merupakan proses yang sinambung
(continuous). Dalam
kehidupan manusia, tidak pernah saat yang sama datang dua kali. Komunikasi
terjadi sekali waktu dan kemudian menjadi sejarah.
Dalam proses komunikasi itu, para peserta komunikasi saling mempengaruhi, karena komunikasi ialah proses yang sinambung dan dinamis yang kita sebut transaksi. Komunikasi telah terjadi sebenarnya bersifat artifisial, dalam arti bahwa kita mencoba menangkap sesuatu gambaran diam (statis) dari proses tersebut dengan maksud untuk menganalisis kerumitan peristiwa itu, dengan menonjolkan komponen-komponen penting. Implikasi dari komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah bahwa para peserta komunikasi berubah (pengetahuan, pandangan, dan perilaku).
Perspektif transaksional memberi penekanan pada dua sifat peristiwa komunikasi, yaitu serentak dan saling mempengaruhi.
Dalam proses komunikasi itu, para peserta komunikasi saling mempengaruhi, karena komunikasi ialah proses yang sinambung dan dinamis yang kita sebut transaksi. Komunikasi telah terjadi sebenarnya bersifat artifisial, dalam arti bahwa kita mencoba menangkap sesuatu gambaran diam (statis) dari proses tersebut dengan maksud untuk menganalisis kerumitan peristiwa itu, dengan menonjolkan komponen-komponen penting. Implikasi dari komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah bahwa para peserta komunikasi berubah (pengetahuan, pandangan, dan perilaku).
Perspektif transaksional memberi penekanan pada dua sifat peristiwa komunikasi, yaitu serentak dan saling mempengaruhi.
11. Komuikasi bersifat irreversible
Suatu
perilaku adalah suatu peristiwa yang berlangsung dalam waktu dan tidak dapat
“diambil kembali”.
Perilaku baru tidak mengubah perilaku sebelumnya, yang dapat kita lakukan hanya menampilkan perilaku tambahan. Misalnya “Maafkan saya. Saya tidak sengaja melakukannya”.
Kita hanya dapat mengubah realitas semantik (makna yang kita berikan pada peristiwa itu), namun tidak sama sekali efek atau konsekuensinya. “To forgive but not to forget”.
Sifat irreversible adalah implikasi dari komunikasi sebagai proses yang selalu berubah. Contohnya, sekali wartawan menyiarkan berita yang tanpa disengaja mencemarkan nama baik seseorang, maka nama baik orang itu sulit dikembalikan lagi ke posisi semula.
Perilaku baru tidak mengubah perilaku sebelumnya, yang dapat kita lakukan hanya menampilkan perilaku tambahan. Misalnya “Maafkan saya. Saya tidak sengaja melakukannya”.
Kita hanya dapat mengubah realitas semantik (makna yang kita berikan pada peristiwa itu), namun tidak sama sekali efek atau konsekuensinya. “To forgive but not to forget”.
Sifat irreversible adalah implikasi dari komunikasi sebagai proses yang selalu berubah. Contohnya, sekali wartawan menyiarkan berita yang tanpa disengaja mencemarkan nama baik seseorang, maka nama baik orang itu sulit dikembalikan lagi ke posisi semula.
12.
Komunikasi bukan panasea
Banyak
persoalan dan konflik antarmanusia disebabkan oleh masalah komunikasi. Namun,
komunikasi bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan persoalan itu,
karena mungkin persoalan itu berkaitan dengan masalah struktural.
Komunikasi tidak akan efektif bila terdapat kesenjangan ekonomi yang lebar di antara peserta komunikasi
Komunikasi tidak akan efektif bila terdapat kesenjangan ekonomi yang lebar di antara peserta komunikasi
BAB III
PEUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sekalian sangat kami harapakan demi
tercapainya kesempurnaan dari makalah kami ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAK
Prof. Deddy Mulyana,
Ma.,Ph.D
0 Response to "Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi"
Posting Komentar